BAB 5
A.
KEINDAHAN
Kata indah berasal dari kata indah, artinya bagus, cantik,
elok, molekdan sebagainya.
Dimanapun, kapanpun dan siapa sajadapaat
menikmatikeindahan. Keindahanadalah identikdengan kebenaran, keindahan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keindahan juga bersifat universal , artinya tidak
terikatoleh selera perseorangan . waktu dan tempat, selera metode, kedaerahan
atau lokal.
a. Apakah keindahan itu?
Keindahan
itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujud atau
suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk.
Menurut
The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”, menurut kata asalnya dalam
bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, dalam
bahasa Prancis “beau”, sedang Italia dan Spanyol “bonum” yang berarti kebaikan.
Kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum”dan terakhir diperpendek
sehingga ditulis “bellum”.
Terdapat
pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yaitu:
a).
keindahan dalam arti yang luas
b).
keindahan dalam ari estetis murni
c).
keindahan dalam arti terbatasn dalam hubungannya dengan pengelihatan.
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa yunani dulu yang
didalamnyatercakup pula kebaikan. Pengertian keindahan yang seluas luasnya
meliputi :
·
Keindahan seni
·
Keindahan alam
·
Keindahan moral
·
Keindahan intelektual
Keindahan
dalam arti estetis murnimenyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang sicerapnya. Keindahan pada dasarnya
adakah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita
yang paling sering disebut adalah kesatuan, keselarasan, kesetangkupan,
keseimbangan, dan perlawanan.
Dari
cairi itu dapat diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata kata.
b. NIlai Estetik
Dalam rangka
Teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai
ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya.
Apakah
nilai estetik itu? Dalam bidang filsafat istilah nilai seringkali dipakai
sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan atau kebaikan.
Contoh:
1). Puisi
bentuk puisi yang terdiri dari bahasa , diksi, baris sajak irama itu disebut
nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda)
Puisi itu
disebut nilai intrinsic.
2). Tari,
tarian Darma wulan minak jingo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala
macam jenis pakaian dan gerak geriknya.
Tarian
itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh
tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai intrinsik.
c. Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan
dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan
pada selera senididuking oleh factor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Apabila
kotemplasi dan ekstansi di itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu factor pendorong untuk menciptaka keindahan, sedangkan ekstansi itu
merupakan factor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
d. Apa sebab Manusia Mencintai Keindahan?
Keindahan
itu pasda dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa
keindahan itu adalah ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlin=bihan,
tidak juga kurang.
Pengungkapan
keindahan dalam karya senididasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertetntu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai
nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan dan banyak lagi lainnya.
1. Tata Nilai Yang Telah Usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan. Sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih
rendah dari derajad laki laki. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman balai
pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita.
2.
Kemerosotan Zaman
Keadaan
yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yagn
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai contoh ialah karya seni
berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur –
Pelacur Kota Jakarta”.
Sajak nya
adalah sebagai berikut:
Pelacur
pelacur kota Jakarta
Dari
kelas tinggi dan kelas rendah
Telah
diganyang
Telah di
buru buru
Mereka
kecut
Keder
Terhina
dan tersipu sipu
Sesalkan
mana yang mesti kau sesalkan
Tapi
jangan kau kelewat putus asa
Dan kau
relakan dirimu dibikin korban
Wahai
pelacur pelacur kota Jakarta
Sekarang
bangkitlah
Sanggul
kembali rambutmu
Karena
setelah menyesal
Datanglah
kini giliranmu
Bukan
untuk membela diri melulu
Tapi
untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan
mana yangmesti kau sesalkan
Tapi
jangan kau rela dibikin korban
Sarinah
Katakana
kepada mereka
Bagaimana
kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana
ia panjang lebar bicara padamu
Tentang
perjuangan nusa bangsa
Dan tiba
tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut
kau inspirasi revolusi
Sambil ia
buka kutangmu
Dan kau,
dasima
Kabarkan
kepada rakyat
Bagaimana
para pemimpin revolusi
Bicara
tentang kemakmuran dan api revolusi
Sambil
celananya basah
Dan
tubuhnya lemas
Terkapar
disampingmu
Ototnya
keburu tak berdaya
Politisi
dan pegawai tinngi
Adalah
culak yang rapi
Kongres
kongres dan konperensi
Tak
pernah berjalan tanpa kalian
Kalian
tak pernah bisa bilang “Tidak”
Lantarkan
kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan
yang mengekang
Dan telah
lama sia sia cari kerja
Ijazah
seklolah tanpa guna
Para
kepala jawatan
Akan
membuka kesempatan
Kalau kau
membuka paha
Sedang
diluar pemerintahan
Perusahaan
perusahaan macet
Lapangan
kerja tak ada
Revolusi
para pemimpin
Adalah revolusi
dewa dewa
Mereka
berjuang untuk sorga
Dan tidak
untuk bumi
Revolusi
dewa dewa
Tak
pernah menghasilkan
Lebih
banyak lapangan kerja
Bagi
rakyatnya
Kalian
adalah sebagian kaum penganggur
Yang
mereka ciptakan
Namun
Sesalkan
mana yang mesti kau sesalkan
Tapi
jangan kelewat putus asa
Dan kau
rela dibikin korban
Pelacur
pelacur kota Jakarta
Berhentilah
tersipu sipu
Ketika
kubaca dikoran
Bagaimana
badut badut mengganyang kalian
Menuduh
kalian sumber bencana Negara
Aku jadi
murka
Kalian
adalah temanku
Ini tidak
bisa dibiarkan
Astaga
Mulut
mulut badut
Mulut
mulut yang latah
Bahkan
sex mereka berpolitikan
Saudari
saudariku
Membubarkan
kalian
Tidak
semudah membubarkan partai politik
Mereka
harus beri kalian kerja
Mereka
harus pulhkan derajat kalian
Mereka
harus ikut memikul kesalahan
Saudari
saudari ku
Ambilah
galah
Kibarkan
kutang kutangmu diujungnya
Araklah
keliling kota
Sebagai
panji panjo yang telah mereka nodai
Kini
giliranmu menuntut
Katakanlah
kepada mereka
Menganjunrkan
mengganyang pelacur
Adalah
omong kosong
Pelacur
pelacur kota Jakarta
Saudari
saudariku
Jangan
melulu keder kepada lelaki
Dengan
mudah
Kalian
bisa telanjangi kaum palsu
Naikan
tarifmu dua kali
dan
mereka akan kelabakan
mogoklah
satu bulan
dan
mereka akan puyeng
lalu
mereka akan jina
dengan
istri saudaranya
3. Penderitaan manusia
Banyak
factor yang membuat manusia itu menderita, tetapi yang paling menentukan ialah
factor manusia itu sendiri . manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati hati dan sebagainya.
4.
Keagungan Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan ketereturan alam semestaserta
kejadian kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Seindah indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai
keindahan cipataan Tuhan. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum
seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan
melukis Monalisa sebagai wanita cantik.
e. Keindahan Menurut Pandangan Romantik.
Dalam
buku AN Essay On Man (1954), Ems Casirreer mengatakan bahwa arti keindahan
tidak pernah selesai diperdebatkan. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep
keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka mempunyai negative capability, yaitu
kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu ragu.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata
renung, artinya diam diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam dalam. Renungan adalah hasil dari merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori. Teori itu adalah: teori pengungkapan,
teori metafisik, dan teori psikoligik.
a. Teori pengungkapan
Dalil
dari teori Ini adalah bahwa “Art is anexpression of human feeling” . teori ini
terutama bertalian dengan apa yan dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni.
Pengungkapan
itu berwujud pelbagai gambaran angan angan seperti misalnya images warna, daris
dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya,
tanpa perlunya adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang
tidak lain adalah eksperesi dalam gambaran angan angan.
b.
Teori Metafisik
Teori
seni yang bercorak metafisis merupakan sala satu teori yang tertua, yakni
berasal dari plato yang karya karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik
filsafatis, konsepsi keindahan dan teori seni.
c.
Teori Psikologis
Teori
teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawidengan
konsepsi konsepsitentang ide tertinggi atau kehendak semesta umum nya tidak
mamuaskan. Karena terlampau abstrak dan spekulatif.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata dasar rasi artinya cocok, kata benar dan sesuai benar.
Kata cocok, kena, dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Pertentangan
oun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia music , pada hakekatnya irama
yang mengalun it merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek,
dan keras lembut.
Filsuf
Inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara penceraan pencerapan indrawi
kita. Dalam kseselarasan itu seseorang memiliki perasaan perasaan seimbang dan
tenang. Mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di
tempat tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.
a. Teori Obyektif dan SUbyektif
The Liang
Gie dalam bukunya garis besar esteteika menjelaskan bahwa mencipta seni ada dua
teori, yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung
teori obyektif adalah plato, hegel dan beenard, sedang pendukung teori
subyektif adalah Henry home, Earlof S, dan Edmund B.
Teori
objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri ciri yang mencipta nilai
estetikadalah sifat yang memang telah melekat pada bentuk indah yang
bengsangkutan. Teori subyektif menyatakan bahwa ciri ciri yang menciptakan
suatu benda itu tidak ada yang ada hanya peresaan dalam diri seseorang yang
mengamati suatu benda.
b. Teori Perimbangan
Teori
obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda benda, kwalita
bagaimana yang menyebabkan suatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa
Yunani kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad ke 5 sebelum
masehi sampai abad 17 di Eropa.
Bangsa
Yunani manemukan bahwa hubungan hubungan matematik yang cermat sebagaimana
terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat
diwujudkan dalam benda benda tersusun yang indah. Bahkan Phytagoras yang
mencatuskan teori proporsi itu menemukan bahwa macamnya nada yang di keluarkan
oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang selaras. , apabila
panjangnya masing masing senar itu mempunyai hubungan perimbangan bilangan
bilangan yang kecil.
Teori
perimbangan berlaku dari abad ke 5 sebelum Masehi sampai kea bad 17 Masehi
selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme
dan aliran aliran termasuk dalam seni.
Keindahan
hanya ada pada pikiran pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pokiran
melihat suatu keindahan yang berbeda beda. Para seniman romantic umumnya
berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari keteraturan, yakni
tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan, dan pengungkapan perasaan.
Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
BAB
6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata berita berasal
dari bahasa sansekertadhra artinya menahan atau menanggung.penderitaan itu
dapat lahir, batin atau lahir dan batin.
Suatu
peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan meupakan energy untuk bangkit bagi
seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Baik
dalam Al-Quran maupun kitab suci lainnyabanyak surat dan ayat yang menerangkan
tentang penderitaan yang di alami oleh manusia atau berisi peringatan bagi
manusia.
Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan
sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi
penderitaan dalam hidupnya?
B. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani
, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang maka timbulah penderitaan.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari hari
banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Siksaan ada yang
sifatnya psikis, misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambil.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Banyak sebab yang mengakibatkan seseorang merasakan ketakutan:
a.
Claustrophobia dan
Agoraphobia
b.
Gemang
c.
Kegelapan
d.
Kesakitan
e.
Kegagalan
Apa yang membuat seseorang
menjadi phobia?
Kebanyakan phobia dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Beberapa
penderita memang merasakan ketakutan atu phobia tersebut pada saat mereka masih
kanak kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang orang yang
kelihatannya tenang dan mantap.
C. Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental.
Sebab
sebab timbulnya kekalutan mental:
a.
Kepribadian yang lemah
b.
Terjadinya konflik social
budaya yang lemah
a.
Cara pematangan batin.
Proses
proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya kea rah:
a. positif: trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tatap survive dalam hidup
a. positif: trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tatap survive dalam hidup
b.
negative: trauma yang dialami di perlarutkan atau di perturutkan. Sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi. Bentuk frustasi antara lain:
1) agresi
2)
regresi
3)
fiksasi
4) proyeksi
5)
identifikasi
6)
narsisme
7) autism
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkunganseperti:
1.
Kota kota besar
2.
Anak anak usia muda
3.
Wanita
4.
Orang yang tidak beragama
5.
Orang yang terlalu mengejar
materi
D. Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat
maupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
kodrati. Manusia adalah makhluk berbudaya , dengan budaya nya itu ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dlam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan.
E. Penderitaan, Media Massa dan Seniman.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi
lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang
menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat
menggugah hati menusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa merupakan alat yang tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
F. Penderitaan dan Sebab sebab nya
a.
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan
yang menimopa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
b.
Penderitaan yang timbul
akibat penyakit
Penderitaan
manusia dapat saja terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal dan optimisme dapt merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
G. Pengaruh penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam macam dan
sikap dalam dirimnya.
Sikap
yang timbul ada yang berupa sikap negative dan sikap positif. Sikap positif
yaitu sikap optimis menghadapi pederitaan hidup. Sikap negative misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
BAB
7
A. PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit.
Keadilan
oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah
orang yang mengendalikan diri, dan peerasaanya dikendalikan oleh akal.
Lain
lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan, sebab
pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Kong
Hu Cu berpendapat lain : Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah
sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan
kewajibannya.
Menurut
pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak
dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada
pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebagai contoh , seorang karyawan yang
hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu
cenderung disebut memeras.
B. KEADILAN SOSIAL
Dalam
dokumen lahirnya Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip
kesejahteraan sebagai salah satu dasar negara. Bung Hatta dalam uraiannya mengenai
sila “keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan
Indonesia yang adil dan makmur.”
Keadilan
dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam
hidupnya manusia menghadapi keadilan . ketidak adilan setiap hari.
C. BERBAGAI MACAM KEADILAN
a) Keadilan
Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa
keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat
dan menjaga kesatuannya.
b) Keadilan
Distributif
Aristoles berpendapat
bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara
sama dan hal-hal yang idak sama secara tidak sama (justice is done when equals
are treated equally).
c) Keadilan
Komutatif
Keadilan ini bertujuan
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat.
D. KEJUJURAN
Kejujuran
atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Barang siapa berkata
jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar.
Orang
bodoh yang jujur adalah lebih baik daripada orang pandai yang lancung. Barang
siapa yang tidak dapat dipercaya tutur katanya, atau tidak menepati janji dan
kesanggupannya, termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas
kasih Tuhan. Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri
karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Kejujuran
bersangkut erat dengan masalah nurani. Nurani yang diperkembangkan dapat
menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Sebaliknya
orang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang, memiliki kepribadian
yang buruk dan rendah dan sering tidak yakin pada dirinya.
Berbagai
hal menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin
karena pengaruh lngkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer,
karena sopan santun dan untuk mendidik. Bagi seniman kejujuran dan
ketidakjujuran membangkitkan daya kreatifitas manusia.
E. KECURANGAN
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan
jujur. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan
hati nuraninya. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin
menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang
yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya
hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari
hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, aspek
kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik.
Dalam
tingkah laku yang konkrit itu ternyata masih sulit untuk membedakan mana
tingkah laku yang baik dan mana lagi yang sebaliknya.
F. PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Ada peibahasa berbunyi “dari pada berputih mata lebih baik berputih
tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan, atau boleh dikatakan nama baik
atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya.
Tingkah
laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu apada hakekatnya sesuai
dengan kodrat manusia, yaitu :
a) Manusia
menurut sifat dasarnya adalah mahluk sosial.
b) Ada
aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan
dirinya sendiri sebagai perilaku moral tersebut.
Ahlak
berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata
ahlaq yang berarti penciptaan. Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat
atau minta maaf.
G. PEMBALASAN
Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan
yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan
mengadakan pembalasan. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.
Pada
dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Oleh karena tiap
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka
manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak
dan kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB 8
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena
itu ia menentukan masa depan seseorang. Dengan demikian pandangan hidup itu
bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui
proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat
diuji kenyatannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu
organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Pandangan hidup pada
dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan.
B. CITA-CITA
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa
yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Faktor manusia yang
mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Cara keras dalam
mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan
menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang
mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang
menguntungkan dan yang meghambat.
Faktor tinggginya cita-cita yang
merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran seseorang
menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit. Suatu cita-cita tidak
hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga.
C.
KEBAJAKAN
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Manusia merupakan mahkluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat.
Sebagai
mahkluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang
untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Sebaliknya, apabila hai kita berkata
demikian, namun kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka
munafiklah kita.
Sesuatu yang baik bagi
masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Dengan demikian,
seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat umum. Jadi baik
atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Sebagai mahkluk Tuhan,
manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Jadi kebajikan itu adalah
perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Baik buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya kreatifitas
bagi seniman. Kebijakan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah
lakunya.
Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Faktor kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan
(environment). Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha
/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan
otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para politisi
leih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak
kerja jasmani dari pada otak.
Kerja
keras pada dasarnya mengharagai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Untuk bekerja keras manusia
dibatasi oleh kemampuan, Karena kemapuan terbatas itulah timbul perbedaan
tingkat kemakmuran antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dalam negara
yang menganut ideologi liberalisme, kesadaran individu yang lebih berperan
untuk membantu individu lain yang kurang/ tidak mampu bekerja keras memperoleh
penghasilan yang layak. Sebaliknya,
dalam negara yang menganut ideologi komunis, negara yang berperan mengatur
usaha/perjuangan warga negara.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
a) Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
b) Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal.
Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir.
c) Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan
juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Apabila dasar keyakina
itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara
berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya
rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara
kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP
YANG BAIK
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Akan
tetapi yang terpenting , kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini.
i.
Mengenal
Mengenal merupakan
suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam hal ini mengenalapa itu pandangan hidup. Sedangkan kita
sebagai mahkluk yang bernegara dan atau beragam pasti mempunyai pandangan hidup
juga dalam beragam, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu
Al’Quran, Hadist dan ijmak Ulama, yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
ii.
Mengerti
Tahap kedua untuk
berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mngerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
iii.
Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan
menghayati pandangan hidup itu, yaitu harus ada. Dengan kata lain langkah
mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain
merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya.
iv.
Meyakini
Setelah mengetahui
kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Dengan meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu.
v.
Mengabdi
Pengabdian merupakan
sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah
dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-leih oleh orang lain. Dampak
berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua
(kedua orang tua). Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita
dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung.
vi.
Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat
manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada
orang lain yang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima
bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Proses mengamankan ini merupakan
langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami
langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini.